Suatu Pengantar Desain Jaringan Lokal Akses Fiber
Latar Belakang
Perkembangan dunia kounikasi dan informasi sedemikian cepatnya. Dunia komunikasi mennuntut suatu sistem informasi yang tertata dengan apik. Demikian juga dunia informasi yang ters menuntut adanya layanan komunikasi yang handal. Salah satu masalah dalam dunia komunikasi saat iini adalah dari sisi jaringan akses / jaringan . Adapun kondisi saat ini, masih lebih dari 80 % jaringan akses di Indonesia yang menggunakan kabel tembaga (copper) konvensional (tanpa penambahan teknologi baru, misalnya XDSL). Hal ini disebabkan antara lain kebutuhan masyarakat itu sendiri dibandingkan dengan kemampuan yang dapat disediakan oleh teknologi tersebut serta nilai investasinya yang masih tidak seimbang. Secara umum konfigurasi dalam jarinagn askses tembaga dapat digambarkan sebagai berikut;
- Dengan;
RS = Remote Switch
RM = Remote Mux.
CCP = Customer Opt. Converter Point
FP = Flexibility Point
DP = Distribution Point
TB = Terminal Block
Rs = Roset
Jaringan Lokal Akses Fiber
Passive Optical Network, merupakan salah satu teknologi di dalam jaringan lokal akses fiber. Teknologi-teknologi lain di dalam jaringan lokal akses fiber adalah DLC (Digital Loop Carrier), SDH (Synchronous Digital Hierarchy), dan HFC (Hybrid Fiber Coax). PON dan DLC menggunakan optik dan copper, sedangkan HFC menggunakan optik dan kabel coaxial. Salah satu pertimbangan komposisi banyaknya penggunaan kabel optik di sini adalah kebutuhan user atas layanan yang dapat dideliver oleh jaringan akses fiber itu sendiri.Ru : Network Side Interface and Subscriber Side Interface
Rw : HOM - Optical Network Interface
MDF : Main Distribution Frame
FDF : Fibre Distribution Frame
SDF : Subscriber Distribution Frame
DDF : Digital Distribution Frame
- Dengan:
Ru Single subscriber interface Rz network interface
Rx ONU - ODN interface Rm OAMT interface
Ry OLT - ODN interface Rw intermediate subscriber interface
PON
OLT mempunyai fungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik menjadi optik. Untuk fungsi manajemen, setiap OLT dibagi menjadi beberapa ODN (Optical Distribution Network). Banyak ODN sebenarnya tidak terkait dengan teknologi transmisi, tetapi pada prakteknya teknologi transmisi mempengaruhi kapasitas ODN. Sedangkan kapasitas setiap ODN yang digunakan di dalam OLT pada umumnya adalah sama. Secara umum, algoritma yang berkaitan dengan OLT adalah;- Pemilihan OLT
- Pemilihan ODN
- Penentuan teknik transmisi (1 fiber atau 2 fiber)
- Penentuan Passive Splitter
Parameter-parameter utama yang digunakan dalam sekenario penggelaran ONU, untuk OLT adalah;
- Jenis OLT (1600, 800, dan 400)
- Pabrikan
- Powering
- Harga (OLT atau ODN) Vs. tahun
- Komponen Utama dari OLT (didefinisikan secara optional)
- Rack
- Jenis ODN (100, 200 dan 400)
- Pabrikan
- Powering
- Harga (OLT atau ODN) Vs. tahun
- Komponen Utama dari OLT (didefinisikan secara optional)
- Rack
- WDM (1 fiber)
- TDM-TDMA (2 fiber)
- 1: 2 (tanpa back up)
- 1 : 4 (tanpa back up)
- 1 : 8 (tanpa back up)
- 1 : 16 (tanpa back up)
- 1 : 32 (tanpa back up)
- 2 : 2 (dengan back up)
- 2 : 4 (dengan back up)
- 2 : 8 (dengan back up)
- 2 : 16 (dengan back up)
- 2 : 32 (dengan back up)
- Teknik transmisi dengan 1 fiber, menggunakan pasive splitter 1 : n
- Teknik transmisi dengan 1 fiber, menggunakan pasive splitter 2 : n
- Teknik transmisi dengan 2 fiber, menggunakan pasive splitter 1 : n
- Teknik transmisi dengan 2 fiber, menggunakan pasive splitter 2 : n
OLT - ODN
Seperti diuraikan di atas; parameter-parameter utama yang digunakan dalam sekenario penggelaran ONU, untuk OLT adalah;- Jenis OLT (1600, 800, dan 400)
- Pabrikan
- Powering
- Harga (OLT atau ODN) Vs. tahun
- Komponen Utama dari OLT (didefinisikan secara optional)
- Rack
Penggelaran ONU
Di dalam menempatkan ONU dan memilih ONU itu sendiri, dapat dilakukan atas berbagai pertimbangan, di bawah ini terdapat 2 buah skenario di dalam penggelaran ONU itu sendiri;Skenario 1
Keberadaan ONU berdasarkan atas demand. Kebutuhan dari ONU tipe tertentu sepenuhnya berdasarkan atas demand yang dianalisa. Oleh karena itu, dalam prosesnya pengerjaan dilakukan atas pengelompokan user, ada pun pengelompokan user dapat dilakukan atas 2 macam;- Based on bandwidth, yang dimasud dengan based on bandwidth adalaah pengelompokan user untuk keperluan pengeadaan ONU, sepenuh nya dilakukan atas dasar demand bandwidth yang ada. Pengelompokan itu bisa dilakukan mulai pada titik (user) terjauh (dari cabinet atau central office) menuju titik (user) terdekat (dari cabinet atau central office), maupun mulai pada titik (user) terdekat (dari cabinet atau central office) menuju titik (user) terjauh (dari cabinet atau central office) Hal ini paling cocok dilakukan untuk memisahkan antara layanan yang menggunakan narrow band dengan broadband. Ini dilakukan menginat perangkat OLT dan ONU untuk narrow band dan broadband cenderung terpisah.
- Based on Service, yaitu penggelaran ONU atas dasar kelompok-kelompok service yang ada. Dengan demikian suatu ONU memberikan satu macam jenis service saja. Hal ini dilakukan karena pertimbangan pengaturan dan maintenance terhadap suatu jenis service yang baru, di samping itu metode ini sangat menguntungkan untuk kontrol dalam penggelaran suatu jenis service yang baru. Tetapi metoda ini mengandung konsekuensi bahwa jumlah bandwidthg atau pun slot yang tersedia di dalam suatu ONU kadang tidak bisa digunakan secara optimal. Ini dikarenakan ketebatasan ONU di dalam komunikasi itu sendiri terdapat pada keterbatasan fisik dan keterbatasan bandwidth.
Skenario 2
Keberadaan ONU berdasarkan atas demand dengan mempertimbangkan kapasitas ODN. Dengan demikian keberadaan ONU diterntukan oleh kapasitas ODN dan OLT yang kita miliki. Ada pun keunggulannya adalah pengelompokan dari setiap ONU adalah berdasarkan suatu ODN, sehingga dengan demikian unutk me-manage ONU di suatu lokasi dapat di-trace dengan mudah berdasarkan ODN yang telah dikelompokan.- 1. Berdasarkan keterbatasan ONU.
Pemilihan jenis ONU yang digunakan berdasarkan keterbatasan dari service-service yang dapat diberikan oleh ONU yang bersangkutan, contoh pembatas-pembatas dari suatu ONU; bit rate total yang dapat dideliver oleh ONU tersebut, jumlah card untuk subscriber unit, dan jumlah layanan untuk setiap subscriber unit card.
1 layanan ISDN BRA = 2 x 64 kbps
1 layanan 2 M = 30 x 64 kbps
ONU 2, 4 buah line card, bandwidth capacity - 64
ONU 3, 8 buah line card, bandwidth capacity - 64
ONU 4, 16 buah line card, bandwidth capacity - 128
ONU 5, 32 buah line card, bandwidth capacity - 128 Jumlah port untuk setiap card sebagai berikut;
Card untuk layanan telepon; 4 port
Card untuk layanan ISDN BRA; 2 port
Card untuk layanan 2 M; 1 port
- Kebutuhan card service unit;
4 saluran ISDN BRA = membutuhkan 2 card (1 card = 2 port telepon)
2 saluran 2 M = membutuhkan 2 card (1 card = 1 port telepon)
- Dari spesifikasi ONU, maka satu buah ONU yang dapat mempunyai slot untuk 6 card adalah; ONU 3, ONU 4 dan ONU 5.
4 saluran ISDN BRA = 4 x (2 x 64 kbps) = 8 x 64 kbps
2 saluran 2 M = 2 x (30 x 64 kbps) = 60 x 64 kbps
Total Bandwidth yang dibutuhkan = 73 x 64 kbps. Dari spesifikasi ONU, maka satu buah ONU yang dapat memberikan layanan 73 x 64 kbps adalah; ONU 4 dan ONU 5
ODN melayani satu atau lebih ONU. Pembatasan jumlah ONU hanya dilakukan berdasarkan bandwidth dan masalah power (optical loss). Hal ini dapat dibuat ke dalam persamaan
- BW ODN<e
BW ONU
- Dengan;
BW ODN = bandwidth optimum yang disediakan dalam 1 ODN
e BW ONU = jumlah bandwidth setiap ONU yang disuplai dari 1 ODN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar